Rabu, 30 November 2011

Manfaatkan Sampah sebagai Aksi Nyata

SAMPAH rumah tangga dari yang berukuran kecil hingga tumpukannya merupakan barang yang umumnya dianggap menjijikkan. Bagi Khilda Baiti Rohmah, 23, dan pencinta lingkungan lainnya, sampah merupakan peluang usaha yang mendatangkan rupiah dan manfaat bagi lingkungan.

Tentunya harus melalui manajemen pengelolaan sampah yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. Sejak memahami teknik pemilahan dan pengolahan sampah saat menjadi volunteer termuda Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi, Khilda pun terjun langsung ke dalam pengolahan sampah di Rancabentang, Kota Cimahi, tempat di mana dia dan orangtuanya tinggal.

Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Pasundan (Unpas) Bandung ini menceritakan, sejak 2007 dia menjadi penggagas pengolahan sampah menjadi kreasi warga di perumahan tersebut.

“Pengelolaan sampah ini memberi banyak manfaat bagi masyarakat. Untuk pengangkut sampah yang memperoleh upah Rp350 ribu per bulan kini menjadi Rp650 ribu per bulan,” ujarnya.

Hal itu karena Khilda pun mengajarkan cara mengolah sampah menjadi kompos atau barang-barang kerajinan berbahan daur ulang pada tenaga pengangkut sampah. Selain pengangkut sampah, ibu-ibu rumah tangga di kawasan tersebut turut program yang diberdayakan anak tertua dari enam bersaudara ini.

“Sekarang, seusai mengerjakan tugas rumah tangga pada pagi hari, siangnya kami membuat kreasi bersama,” ujar Khilda.

Sukses di tempat tinggalnya, Khilda pun melebarkan sayapnya dengan mendirikan program serupa yang dinamai Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Cigugur Tengah, Cikundul, hingga Baros Kabupaten Sukabumi. Dalam waktu dekat, dia pun akan mengulang suksesnya di luar Pulau Jawa seperti Halmahera dan Makasar.

Dari ide dan aksi cemerlangnya itu, dia mendapatkan penghargaan Ashoka Young Changemaker 2009, juara III Sampoerna Pejuang 9 Bintang 2010, dan pemenang Favorit Danamon Award 2011. Bahkan, upaya Khilda memberi pengarahan kerajinan unik dari sampah plastik di Sukabumi mendukung program Kabupaten Sukabumi pada saat penjurian Government Award oleh Kementerian Dalam Negeri.

“Saat ini,saya banyak digandeng perusahaan maupun organisasi penggiat lingkungan untuk menyukseskan program pengolahan sampah di lingkungan yang dijadikan fokus oleh mereka,” ungkapnya.

Sekarang pun Khilda mengaku tengah disibukkan program menyulap kulit pisang menjadi bahan bakar minyak alternatif di Penangkaran Kera, Kota Tangerang.

“Di sini banyak sekali yang bisa dimanfaatkan dengan baik, seperti kulit pisang agar menjadi bahan bakar minyak biogas, sementara kotoran kera dapat diolah akan kami olah menjadi pupuk ramah lingkungan,” kata Khilda. (gita pratiwi/koran si)(//rfa)
Sumber : OkeZone.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar